Biasanya, ketika hendak melakukan acara outdoor, banyak teman yang bertanya cara survey dan tetek bengeknya kepadaku. Dari masalah tempatnya, timing waktu untuk jurit, setting tempat, dan lain-lain, yang sebenarnya aku tidak tahu. Benar, aku tidak tahu. Alhamdulillah, aku dapat mengandalkan naluri dan pengalaman untuk melakukan itu semua. Dan ketika itu aku memang tidak bekerja sendirian. Aku bekerja dalam tim yang terdapat beberapa teman yang pernah menjadi anggota pramuka ketika SMAnya dahulu. Berikut ini pelajaran yang kupetik ketika bersama mereka dahulu.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan ketika hendak mengadakan acara outdoor adalah, topografi tempat, ketersediaan sumber makanan (lokasi pasar), sumber air, pelayanan kesehatan untuk darurat medis (lokasi RS atau Puskesmas), lokasi kantor polisi, lokasi tempat tinggal sementara yang aman dari gangguan cuaca dan hewan, jalur evakuasi dari tempat kemping untuk keadaan darurat, sarana MCK, dan saran pendukung lainnya yang harus ada di area yang hendak kita jadikan tempat acara.
Pernah suatu kali aku melakukan kesalahan survey, aku tidak memperhatikan topografi alam tempat acara. Sehingga hal itu cukup menyulitkan panitia acara yang kerap kali bergerak. Entah itu mengambil air, MCK, memasak, ke pasar, dan lainnya.
Bagaimana MOT mampu membuat atmosfer kegiatan sedemikian rupa dengan daya dukung tempat yang tepat…
Tidak ada yang baku untuk metode survey pra kegiatan outdoor. Hal yang terpenting adalah, belajarlah dengan banyak mengikuti kegiatan outdoor. Dari sana akan tumbuh naluri dan pengalaman ketika kita melihat tempat dan aktivitas panitia kegiatan. Pelajari pula bagaimana MOT mampu membuat atmosfer kegiatan sedemikian rupa dengan daya dukung tempat yang tepat sehingga tiap mata acara akan memiliki efek yang mengagumkan pada peserta.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan survey pra kegiatan outdoor:
KONSEP
Konsep kegiatan outdoor hendaknya dibuat lebih dulu sebelum melakukan survey. Hal ini akan sangat membantu ketika kita mencari tempat yang tepat untuk membuat atmosfer acara lebih terasa kepada para peserta nantinya.
PERKEMAHAN
Suatu hal yang unik di perkemahan organisasi keislaman kampus adalah terpisahnya lokasi kemah peserta ikhwan (putra) dan peserta akhwat (putri). Namun secara garis besar, merujuk pada penataan tempat berkemah pramuka di situshttp://www.pramadewa.com/content/view/48/106/, penentuan tempatnya adalah sebagai berikut.
(1) Tanahnya rata, atau sedikit miring dan berumput
(2) Ada pohon pelindung
(3) Ada saluran pengeringan/pembuangan air
(4) Dekat sumber air
(5) Pemandangan menarik
(6) Ada arena petualangan
(7) Terjamin keamanannya
(8) Tidak terlalu dekat dengan kampung dan jalan raya
(9) Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan, pos keamanan dan lain-lain
(10) Tidak ditepi jurang
(11) Tidak dekat dengan rawa-rawa
(12) Tidak dibawah pohon kelapa yang sedang berbuah atau tidak dibawah pohon yang mudah patah/tumbang
(13) Ada sinar matahari
(1) Tanahnya rata, atau sedikit miring dan berumput
(2) Ada pohon pelindung
(3) Ada saluran pengeringan/pembuangan air
(4) Dekat sumber air
(5) Pemandangan menarik
(6) Ada arena petualangan
(7) Terjamin keamanannya
(8) Tidak terlalu dekat dengan kampung dan jalan raya
(9) Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan, pos keamanan dan lain-lain
(10) Tidak ditepi jurang
(11) Tidak dekat dengan rawa-rawa
(12) Tidak dibawah pohon kelapa yang sedang berbuah atau tidak dibawah pohon yang mudah patah/tumbang
(13) Ada sinar matahari
JALUR JURIT DAN PEWAKTUAN (TIMING)
Jika ingin mengadakan acara jurit malam, tracking, membaca jejak, atau kegiatan yang lain, maka pewaktuan (timing) merupakan hal yang krusial. Hendaknya ketika melakukan survey jalur jurit, panitia perintis membawa stopwatch yang akan digunakan untuk menentukan anggaran waktu kegiatan jurit sehingga kegiatan ini dapat diperkirakan rentang waktunya.
Hal dasar yang perlu diketahui di sini adalah kecepatan rata-rata seorang manusia ketika berjalan adalah 5 km/jam. Jika dihitung lebih lanjut, dalam satu menit manusia dapat menempuh jarak 83 meter. Dari sini kita bisa menghitung, berapa waktu antara yang efektif untuk melakukan pemberangkatan berkala. Apakah tiap dua menit berangkat, tiga menit, atau bahkan sepuluh menit.
Setelah penentuan jalur, penandaan pos, dan tanda-tanda jejak, hal berikutnya adalah menghitung total waktu tempuh yang telah dihitung ditambah dengan anggaran waktu di masing-masing pos. Semisal, waktu tempuh jalur A ke B adalah 1 jam. Jumlah pos ada empat petak. Waktu aktivitas peserta di masing-masing pos adalah 3 menit. Sehingga total waktu yang dibutuhkan satu peserta untuk menyelesaikan trip ini adalah 1 jam 12 menit, atau 72 menit. Untuk penghitungan waktu total kegiatan jurit malam akan dibahas di lain kesempatan.
Bagaimanapun, tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Mohon pembaca berkenan membantu untuk melengkapi dan memperbaiki tulisan ini. Terima kasih.
Dimuat juga di: http://kangmuhtar.wordpress.com
No comments:
Post a Comment